Tidak ada lagi alasan bagiku untuk menunda rencana berkeluarga. Persoalannya adalah, siapa wanita yang akan kunikahi? Aku takut terjebak melakukan perbuatan yang tidak baik. Alternatif calon juga tidak ada. Jadi, siapa yang akan kulamar?.
Pertanyaan itulah yang dulu sering menghantuiku.
Mungkin memang sudah waktunya aku menikah. Tahun ini usiaku dua puluh delapan tahun. Penghasilanku sebagai kuli di salah satu perusahaan asing cukup memadai untuk berumah tangga. Apalagi yang ditunggu? Pertanyaan ini juga sudah sangat sering kudengar dari kerabat ataupun kolegaku.
Aku tersenyum kecil.
Aku terdiam.
Hidup memang penuh kejutan, setidaknya bagiku. Semuanya berawal dari pembicaraanku dengan Rianti sebulan yang lalu saat malam Siwaratri (24 januari 2009)
Perempuan yang kepribadiannya begitu kuat dan tenang. Sebenarnya Rianti baik, sangat baik. Ia tidak pernah segan membantu orang lain atau berkata kasar. Aku benar-benar sungkan menghadapinya.
Namun semua kebahagian itu harus tertunda karena aku harus meninggalkannya pergi jauh kenegri orang demi sebuah cita-cita " .
Akhirnya aku menemukanmu saat hatiku mulai merapuh ,Ku berharap engkaulah jawaban segala risau hatiku.
Hidup memang penuh kejutan.
Related Articles
3.23.2009
Vacation 2009
Diposkan oleh I Made Wardika di 5:54 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 komentar:
Rianti, dimalam siwaratri, lama ku menanti, disini, berhari hari, kini kutinggal pergi, keluar negeri, aku jadi gundah hati, hari2 hati makin perih, malam dan pagi ku telponi,sungguh sedih, tiap kali ku berpikir akankah Rianti tegar menanti.... atau cukup samapai disini.
Rianti, dari jayagiri, kau beri aku...senyum kedamaian...Ke sematkan melati, di hatimu nan suci.
Oh...sang jagad dewabatara, akan ku cabik-cabik rembulan, aku ku bakar matahari, demi cintaku pada Rianti...
Dari dulu beginilah cinta penderitaanya tiada akhir :o
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o
Post a Comment